We changed the desert into oasis
We built buildings of different lengths and sizes
And we felt so very satisfied
We bought and bought
We couldn't stop buying
We gave charity to the poor 'cause
We couldn't stand their crying
We thought we paid our dues
But in fact
To ourselves we're just lying
Oh...I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We were told what to buy and we'd bought
We went to London, Paris and Costa del Sol
We made show we were seen in the most exlusive shops
Yes we felt so very satisfied
--------------------------------------------------------------------
Barisan bait demi bait lagu yang bertajuk awaken dari seorang penyanyi yang sedang meningkat namanya ini dimainkan di dalam gedung beli-belah Aneka di Kangar. Disebabkan lagu ini, fikiranku terganggu untuk seketika dan tidak dapat menumpukan untuk memilih barangan. Aku menikmati setiap baris katanya dengan begitu teliti. Begitu mendalam sekali maksudnya.
Usai membeli barangan. Lagu Awaken tadi baru sahaja tamat, namun masih tetap terus bermain-main di kotak mindaku. Bersama sahabat, kami sama-sama mencari sebuah kedai untuk mengisi perut kosong yang belum diisi makanan ruji di Malaysia ini, nasi. Maka, kami melalui celahan hutan konkrit binaan manusia di bumi Kangar, mencari kedai makan. Awaken masih di mindaku.
Tidak lama kemudian, kami tiba di sebuah kedai. Barisan meja dan kerusi banyak yang telah dipenuhi. Kami mencari satu meja untuk kami. Mataku meliar kiri dan kanan mencari meja kosong. Jumpa. Kami duduk di situ. Fikiranku yang sepatutnya ditumpukan untuk memilih lauk, diisi perkara lain.
Pencarian meja kosong menyebabkan aku melihat jasad dan tubuh manusia yang masih diisi nyawa. Ketika aku mencari, aku ternampak seorang wanita muda. Berambut panjang, berkulit putih dan berbaju hijau duduk bersama seorang wanita yang agak berusia, bertudung. Mungkin emaknya. "Mungkin Melayu...." bisik hatiku berdasarkan penampilannya.
Fikiranku masih merawang. Di sebelah kanan mejaku, sebuah meja empat segi sama diisi tiga remaja perempuan dan seorang remaja lelaki. Remaja lelaki berkenaan duduk di sebelah seorang remaja perempuan di meja yang sama. Maka terdapat kekosongan di salah satu sisi meja tersebut. "Kekasih, mungkin...."
Tidak jauh dari mereka, terdapat beberapa remaja lelaki yang pada pandangan aku masih bersekolah. Berambut pacak seperti balung ayam, dan berbaju ketat yang pastinya memanaskan badan di bandar kecil yang sememangnya panas ini. Begitulah penampilan salah seorang dari mereka. Berdekatan mereka, sebuah surau kecil yang dibina untuk kemudahan umat Islam yang singgah di situ. "Mereka Islam..." monolog hatiku.
Berhampiran mereka, merupakan sebuah stesen bas utama di bandar Kangar ini. Namun, stesen ini hanyalah sebuah stesen yang kecil. Begitu ramai yang sedang menunggu bas mereka. Barangkali untuk pulang ke tempat pengajian masing-masing. Kebanyakan mereka orang muda, sama seperti aku.
Lelaki dan perempuan, pastinya destinasi mereka sama sahaja. Menuju tempat pengajian. Berambut pacak, berpakaian ketat menampakan otot-otot lelaki, berseluar pendek yang hampir menyembunyikan lutut begitulah kebanyakan mereka yang lelaki. Bertudung, berbaju ketat yang menampakkan kulit lengan, disertakan seluar jeans ketat yang menampakkan bentuk tubuh mereka dan pstinya mengiurkan setiap lelaki beriman lemah. Awaken masih kedengaran dalam kotak mindaku.
Aku mengalihkan pandanganku ke hadapan. Sebuah bas dua tingkat menanti penumpang. Aku tidak dapat melihat tingkat bawah, namun di sebalik kepingan kaca fiber tingkapnya, jelas kelihatan keadaan di dalam tingkat atas bas tersebut. Beberapa remaja perempuan bermain-main di dalam bas. Pakaian mereka sama seperti mereka yang berada di stesen bas tadi. Tiba-tiba, seorang wanita kafir menghalang pandanganku terhadap bas tersebut kerana ingin membayar di kaunter, dan pada masa yang sama lirik Awaken menarik perhatian aku.....
We felt our money gave us infinite power
We forgot to teach our children about history and honor
We didn't have any time to lose
When we were.. (were)
So busy feeling so satisfied
We forgot to teach our children about history and honor
We didn't have any time to lose
When we were.. (were)
So busy feeling so satisfied
----------------------------------------------
Begitulah hakikatnya para kaafirun. Harta, pitih, fulus, duit dan wang menjadi sesuatu yang sentiasa dikejar-kejar dan dibangga-banggakan. Inilah dia dikatakan Al-Wahhan, satu penyakit yang cintakan dunia. Kini, di dalam dunia moden berteknologi, umat Islam juga telah diserang virus Al-Wahhan ini tanpa mereka sedari. Mencelikkan biji mata terhadap dunia dan membutakan mata hati, inilah simptom yang terdapat pada para pesakit.
Aku kembali merujuk kepada setiap insan yang aku lihat tadi. Benar. Dalam zaman ini, kebanyakan umat Islam hanya mengejar dunia fana yang sementara ini tanpa menghiraukan akhirat. Bahkan, telah ramai yang kufur terhadap ALLAH, murtad dan meragui ALLAH. Dalam hidup seharian, mata mereka hanya tertumpu kepada barang pinjaman ALLAH ini sahaja, iaitu DUNIA. Mereka merasa puas dengan kejayaan mereka, sedangkan mereka lupa, kepuasan yang hakiki adalah kepuasan ALLAH terhadap amalan hamba-hambaNYA berupa keberkatan dan keredhaan, iaitu dengan mematuhi perintah-NYA.
Aku kembali merujuk kepada setiap insan yang telah aku lihat tadi. Benar. Saat ini, banyak pihak yang menuduh barat. Jika terjadi kekejaman, barat menuduh umat Islam. Ketika ini, setiap umat Islam berasa marah, terhina memprotes kenyataan barat. Tetapi, mereka sendiri senantiasa mengikut telunjuk barat dalam kehidupan harian mereka sedangkan mereka semakin meninggalkan Islam yang sebenar. Hukum-hakam Islam, dipandang ringan dan tidak diendahkan.
Lihatlah pakaian umat Islam sekarang ini sebagai contoh paling mudah. Bukankah ALLAH telah menggariskan perturan-NYA? Tetapi, umat Islam mengabaikannya. Lihatlah, bagaimana solat diabaikan? Biasanya selalu, bukan?
Mereka mengabaikan ALLAH, kerana itu, virus Al-Wahhan dengan mudah menjangkiti mereka biarpun tanpa kemahuan barat. Terlalu sukar untuk kuungkapkan melalui barisan ayat dalam laman sesawang ini dan juga sukar untuk kuucapkan melalui gerakan lidah dan bibirku. Akhir sekali, kuingin berpesan kepada pembaca, hayatilah setiap bait kata lagu Awaken oleh Maher Zain ini dan ingatlah persoalan yang is nyatakan, "Is He satisfied? Is ALLAH satisfied? Is ALLAH satisfied? Is ALLAH satisfied?" Tanyalah pada imanmu....
AWAKEN
We were given so many prizes
We changed the desert into oasis
We built buildings of different lengths and sizes
And we felt so very satisfied
We bought and bought
We couldn't stop buying
We gave charity to the poor 'cause
We couldn't stand their crying
We thought we paid our dues
But in fact
To ourselves we're just lying
Oh...I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We were told what to buy and we'd bought
We went to London, Paris and Costa del Sol
We made show we were seen in the most exlusive shops
Yes we felt so very satisfied
We felt our money gave us infinite power
We forgot to teach our children about history and honor
We didn't have any time to lose
When we were.. (were)
So busy feeling so satisfied
I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We became the visuals without a soul
despite the heat
Our homes felt so empty and cold
To fill the emptiness
We bought and bought
Maybe all the fancy cars
And bling will make us feel satisfied
My dear brother and sister
It's time to change inside
Open your eyes
Don't throw away what's right aside
Before the day comes
When there's nowhere to run and hide
Now ask yourself 'cause Allah's watching you
Is He satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Oh..I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We were given so many prizes
We changed the desert into oasis
We built buildings of different lengths and sizes
And we felt so very satisfied
We bought and bought
We couldn't stop buying
We gave charity to the poor 'cause
We couldn't stand their crying
We thought we paid our dues
But in fact
To ourselves we're just lying
Oh...I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We were told what to buy and we'd bought
We went to London, Paris and Costa del Sol
We made show we were seen in the most exlusive shops
Yes we felt so very satisfied
We felt our money gave us infinite power
We forgot to teach our children about history and honor
We didn't have any time to lose
When we were.. (were)
So busy feeling so satisfied
I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We became the visuals without a soul
despite the heat
Our homes felt so empty and cold
To fill the emptiness
We bought and bought
Maybe all the fancy cars
And bling will make us feel satisfied
My dear brother and sister
It's time to change inside
Open your eyes
Don't throw away what's right aside
Before the day comes
When there's nowhere to run and hide
Now ask yourself 'cause Allah's watching you
Is He satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Oh..I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
4 comments:
Bagus! teruskan menulis. :)
Assalamualaikum salam dihulur,
sekadar bersinggah bertamu tandang,
benak fikiran ingin ku hulur,
sekadar perkongsian hadiah bertandang.
seperti yang aku pernah katakan, kerana lupa, kerana alpa. akan asal fitrah mereka. singkatnya pakaian mereka sesingkat pemikiran mereka. memandang ke hadapan tidak, ke belakang pun tidak. sekadar bersuka untuk seketika. sedang takdir makin menghampiri. sudah pasti sejarah berulang. sudah tentu iradat tuhan.
zzzz...
zzz...
Post a Comment